NitrouZ Daily Blog

Kamis, 25 November 2010

http://www.ilmugrafis.com/coreldraw_logo.php?page=membuat-logo-apple

makalah hidrologi 1

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hidrologi. Selain itu tujuan dari penyusunan karya tulis ini juga untuk menambah wawasan.
Akhirnya kami menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A.    Latar Belakang Masalah...............................................................................
B.     Rumusan Masalah/Permasalahan..................................................................
C.     Tujuan Penulisan...........................................................................................
D.    Manfaat Penulisan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
A.    Elemen-Elemen Meteorology Dan Pengamatannya............................
B.     Aktivitas Manusia Dan Peranannya Dalam Pemanasan Global..........
C.     Akibat Dari Pemanasan Global...........................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................
1.      Kesimpulan...................................................................................................
2.      Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Seringkali kita mengalami kesulitan untuk memahami secara menyeluruh tentang meteorologi. Di dalam makalah ini kami akan mencoba mengulas secara sederhana agar memudahkan kita dalam proses pengenalan meteorology.
B.     Rumusan Masalah/Permasalahan
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Apa elemen meteorologi.
  2. Bagaimana aktivitas manusia dan peranannya dalam pemanasan global.
  3. Apa Akibat Dari Pemanasan Global.

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menyelesaikan tugas hidrologi dan untuk memperluas pengetahuan tentang hidrologi pada umumnya.
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang hidrologi secara sederhana.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    ELEMEN-ELEMEN METEOROLOGY DAN PENGAMATANNYA
1.      Presipitasi
Presipitasi adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam rangkaian proses siklus hidrologi. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm).
2.      Intensitas curah hujan
Derajat hujan biasanya dinyatakan oleh curah hujan dalam suatu satuan waktu dan disebut intensitas curah hujan. Satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas curah hujan berarti jumlah presipitasi/curah hujan dalam waktu relative singkat (biasanya dalam waktu 2 jam), dapat dibaca dari kemiringan kurva (tangens kurva) yang dicatat oleh alat ukur curah hujan otomatis.
3.      Ukuran butir-butir hujan dan kecepatan jatuhnya
Ukuran butir hujan ada beberapa jenis. Dalam meteorology butir hujan dengan diameter lebih dari 0,5 mm disebut hujan dan diameter antara 0,5 – 0,1 disebut gerimis. Makin besar ukuran butir hujan makin besar kecepatan jatuhnya. Kecepatan maksimum adalah kira0kira 9,2 m/det.
4.      Hubungan antara topografi dan hujan
Umumnya curah hujan di daerah pegunungan adalah lebih dari di dataran. Hubungan antara ketinggian (elevasi) dan curah hujan dinyatakan oleh persamaan
R = a + b.h
Dimana :  R = curah hujan (mm)
h = ketinggian (m)
Mengenai hubungan antara arah angin dan curah hujan dapat dikemukakan bahwa arah angin yang menyebabkan hujan biasanya tetap di tiap wilayah. Umumnya hujan kebanyakan jatuh di bagian lereng yang menghadap arah angin dan sebagian kecil jatuh di lereng belakang.
5.      Pengamatan curah hujan
Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat ukur curah hujan. Ada dua jenis alat yang digunakan untuk pengamatan, yakni jenis biasa dan jenis otomatis.
Alat ukur biasa ditempatkan di tempat yang terbuka yang tidak dipengaruhi oleh pohon-pohon dan gedung-gedung. Bagian atas alat ini dipasang 20 cm lebih tinggi dari permukaan tanah yang sekelilingnya ditanami rumput. Ketelitian pembacaan adalah sampai 1/10 mm. Pembacaan ini dicatat sebagai curah hujan hari terdahulu (kemarin). Curah hujan kurang dari 0,1 mm dan dicatat 0,00 mm, yang harus dibedakan dengan keadaan yang tidak ada curah hujan yang dicatat dengan membubuhkan garis (-). Alat ukur hujan otomatis digunakan untuk pengamatan yang continue.
Ada 2 jenis alat ukur otomatis,yaitu :
a.       Jenis sifon. Air hujan tertampung di dalam sebuah silinder di mana terdapat sebuah pelampung yang dapat diangkat oleh air hujan yang masuk. Curah hujan itu dapat dicatat pada suatu system pencatatan dengan sebuah pena pencatat yang digerakkan oleh pelampun. Lebar kertas pencatat sesuai dengan curah hujan 20 mm, maka air hujan dalam silinder itu akan terbuang melalui sifon pada silinder dan pena akan turun ke bawah,yakni titik 0 mm dari kertas pencatat karena pelampung turun.
b.      dan jenis penampung bergerak (tilting bucket).
Penampung terdiri dari dua bagian yang sama, yang dapat bergerak berputar pada sumbu horizontal yang terpasang diengah-tengah. Air hujan yang masuk ditampung oleh penampung yang satu. Jika air hujan di dalam penampungan itu mencapai jumlah tertentu, maka penampung itu bergerak sehingga air hujan berikutnya ditampung oleh penampung yang lain. Jika hujan berlangsung terus, maka penampung-penampung itu akan berganti-ganti menampung air hujan yang masuk. Pena pencatat yang dapat ditempatkan jauh dari alat pencatat ini dapat digerakkan oleh listrik melalui kabel setiap kali terjadi perputaran penampung.
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan membahas gambaran umum pemanasan global, aktivitas manusia dan peranannya dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu sendiri. Penulis juga menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk mengendalikan pemanasan global.
PENDAHULUAN
Isu pemanasan global begitu berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu saja manusia dengan berbagai aktivitasnya. Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan membahas gambaran umum tentang pemanasan global, peran manusia dalam pemanasan global, dampak, beserta usaha mengendalikan pemanasan global.
GAMBARAN UMUM
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990.
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.
Sebenarnya efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi,  karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. "Global Warming," sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya
Pemanasan global juga sering dikaitkan dengan perubahan iklim. Trenberth, Houghtonand Filho (1995)dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El- Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena El-Nino berlangsung.

B.     AKTIVITAS MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM PEMANASAN GLOBAL
Tidak dapat dipungkiri lagi, manusia sebagai makhluk yang “lebih berkuasa” merupakan pemeran utama adanya pemanasan global. Hal ini disebabkan manusia lah yang penyumbang gas rumah kaca terbesar. Dari berbagai aktivitasnya penggunaan energi fosil merupakan penyumbang gas rumah kaca terbanyak. Berdasarkan World Development Report 1998/99 dari Bank Dunia, total emisi CO2 dunia pada tahun 1995, baik berasal dari penggunaan energi maupun dari sumber lain sebesar 22.700 juta ton. Amerika Serikat menempati urutan pertama dalam hal pembuangan emisi gas CO2 sebanyak 24,1% (melebihi Jepang, India, China, maupun gabungan tiga negara ini, maupun jika dibandingkan dengan Eropa). Selain penggunaan energi fosil, pemakaian barang-barang yang akan menimbulkan aerosol yang berlebihan di atmosfer juga menimbulkan pemanasan global. Sebagai contoh penggunaan freon pada AC, pemakaian hair dan parfum spray maupun asap kendaraan bermotor yang menimbulkan senyawa timbal (Pb).
Semakin berkurangnya hutan memegang peranan dalam pemanasan global. Kawasan hutan merupakan areal yang mempunyai manfaat langsung bagi masyarakat, namun pada kenyataannya selama ini belum banyak dipahami kalangan awam sebagai sesuatu yang berarti. Mereka menilai kawasan hutan merupakan kawasan tutupan hutan yang hanya mempunyai makna ekonomi jika kayu yang ada di dalamnya bisa dijual atau dimanfaatkan untuk bangunan.
Air yang terserap dari gunung menciptakan kesuburan tanah dan menjaga kecukupan air masyarakat yang keluar lewat mata air kemudian dialirkan melalui sungai-sungai dan air tersebut dimanfaatkan untuk lahan pertanian masyarakat sekitar.
Memang sangat berorientasi pada kepentingan manusia yang ada disekitar kawasan hutan, namun jika dihubungkan secara global, ekosistem hutan lebih dari itu. Hutan telah berjasa dalam keseimbangan iklim, mengurangi polusi, mereduksi, menyerap CO2 dan mengurangi pemanasan global.
Beberapa tahun terakhir ini penjarahan hutan atau penebangan liar di kawasan hutan makin marak  terjadi dimana-mana seakan-akan tidak terkendali. Ancaman kerusakan hutan ini jelas akan menimbulkan dampak negatif yang luar biasa besarnya karena adanya efek El-Nino dari hilangnya hutan, terutama pada kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi ekologis dan biodiversiti besar. Badan Planologi Departemen Kehutanan melalui citra satelit menunjukkan luas lahan yang masih berhutan atau yang masih ditutupi pepohonan di Pulau Jawa tahun 1999/2000 hanya tinggal empat persen saja. Kawasan ini sebagian besar merupakan wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS). Akibat dari kejadian ini hilangnya suatu kawasan hutan yang tadinya dapat mendukung kehidupan manusia dalam berbagai aspek. seperti kebutuhan air, oksigen (O2), kenyamanan (iklim mikro), keindahan (wisata), penghasil kayu, rotan, dammar, penyerapan karbon, pangan dan obat-obatan, sekarang ini sudah sulit di dapatkan lagi.
C.    AKIBAT DARI PEMANASAN GLOBAL
Adanya pemanasan global menmbulkan berbagai akibat yang sebagian besar sangat merugikan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

Berikut ini penulis akan memberikan berbagai contoh akibat pemanasan global di berbagai dunia. Tahun 2002, Colorado, Arizona dan Oregon menderita musim kering dengan debu-debu yang mampu menimbulkan angin ribut. Daerah Texas dan Montana juga mengalami banjir yang menimbulkan banyak
kerugian. Jakarta juga mengalami banjir terburuk dalam lima tahun terakhir pada tahun 2007.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6% daerah Belanda, 17,5% daerah Bangladesh, dan banyak pulau- pulau. Bahkan mungkin negara-negara Mikronesia akan tenggelam semuanya. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Indonesia tahun ini juga mengalami banjir air pasang sebagai dampak dari meningkatnya tinggi muka air laut. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Di bidang pertanian, orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Di daerah tropis seperti Indonesia kemungkinan gagal panen juga akan semakin besar. Di saat musim tanam sistem DAS maupun tanah tidak mampu menyimpan air sehingga terjadilah banjir. Selain itu pola curah hujan yang berubah, misalnya hujan yang biasanya turun dalam sebulan tetapi kenyataannya turun seminggu. Tanaman pangan dan hutan juga dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Pemanasan global juga menimbulkan naiknya muka air laut. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan memprediksi akan terjadi peningkatan lebih lanjut sekitar 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Di bumi yang semakin memanas, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45% penduduk.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hubungan antara arah angin dan curah hujan dapat dikemukakan bahwa arah angin yang menyebabkan hujan biasanya tetap di tiap wilayah. Umumnya hujan kebanyakan jatuh di bagian lereng yang menghadap arah angin dan sebagian kecil jatuh di lereng belakang.
Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat ukur curah hujan. Ada dua jenis alat yang digunakan untuk pengamatan, yakni jenis biasa dan jenis otomatis.
Alat ukur biasa ditempatkan di tempat yang terbuka yang tidak dipengaruhi oleh pohon-pohon dan gedung-gedung.
B.     Saran
Semakin berkurangnya hutan memegang peranan dalam pemanasan global. Kawasan hutan merupakan areal yang mempunyai manfaat langsung bagi masyarakat, namun pada kenyataannya selama ini belum banyak dipahami kalangan awam sebagai sesuatu yang berarti. Mereka menilai kawasan hutan merupakan kawasan tutupan hutan yang hanya mempunyai makna ekonomi jika kayu yang ada di dalamnya bisa dijual atau dimanfaatkan untuk bangunan. Oleh sebab itu masyarakat sebaiknya sadar akan kewajiban sebagai penjaga kestabilan iklim di bumi.

SEKEDAR SHARING AJA KAWAN
A.Pengertian Ilmu Mekanika Tanah.  
mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui bukunya “Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage” (Mekanika Tanah berdasar pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu mekanika tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga Terzaghi disebut sebagai “Bapak Mekanika Tanah”

B.   Definisi Tanah
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari:
  1. Agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain.
  2. Zat Cair.
  3. Gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara butiran mineral-mineral padat tersebut.  
Tanah berguna sebagai pendukung pondasi bangunan dan juga tentunya sebagai bahan bangunan itu sendiri (contoh: batu bata). 

C.   Percobaan di laboratorium
  • Distribusi Butiran Tanah, untuk tanah berbutir besar digunakan Uji Ayak A(eng: Sieve nalysis, de: Siebanalyse), untuk tanah berbutir halus digunakan Uji Hidrometer (eng: Hydrometer, de: Aräometer / Sedimentationsanalyse).
  • Berat Jenis Tanah (eng: Specific Grafity, de: Wichte)
  • Kerapatan Tanah (eng: Bulk Density, de: Dichte) dengan menggunakan Piknometer.
  • Kadar Air, Angka Pori dan Kejenuhan Tanah (eng: Water Content, Pore Ratio and Saturation Ratio; de: Wassergehalt, Hohlraumgehalt, Sättigungszahl)
  • Permeabilitas (eng: Permeability, de: Wasserdurchlässigkeit)
  • Plastisitas Tanah, dengan menggunakan Atterberg Limit Test untuk mencari:
-        Batas Cair dan Plastis,
-        Batas Plastis dan Semi Padat,
-        Batas Semi Padat dan Padat (eng: Liquid Limit, Plastic Limit, Shrinkage Limit; de: Zustandgrenzen und Konsistenzgrenzen)
  • Konsolidasi (eng: Consolidation Test, de: Konsolidationversuch)
  • Uji Kekuatan Geser Tanah, di laboratorium terdapat tiga percobaan untuk menentukan kekuatan geser tanah, yaitu:
-        Percobaan Geser Langsung (eng: Direct Shear Test, de: Direktscherversuch),
-        Uji Pembebanan Satu Arah (eng: Unconvined Test, de: Einaxialversuch) dan
-        Uji Pembebanan Tiga Arah (eng & de: Triaxial)
  • Uji Kemampatan dengan menggunakan Uji Proctor 
  • Perencanaan pondasi
  • Perencanaan perkerasan lapisan dasar jalan (pavement design)
  • Perencanaan struktur di bawah tanah (terowongan, basement) dan dinding penahan tanah)
  • Perencanaan galian
  • Perencanaan bendungan

D.   Terjadinya Tanah
Proses Terjadinya tanah dijelaskan menurut urutan sebagai berikut :
-        Pada mulanya bumi berupa bola magma cair yang sangat panas.
-        Karena pendinginan permukaannya membeku menjadi batuan beku.
-        Karena proses fisika (panas, dingin, membeku dan mencair) batuan tersebut hancur menjadi butiran-butiran tanah.
-        Oleh proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan menjadi lapuk sehingga menjadi tanah


E.   Pengelompokan Jenis Tanah Berdasarkan Campuran Butir :
-        Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa pasir dan kerikil.
-        Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa lempung dan lanau.
-        Tanah organik adalah tanah yang banyak mengandung bahan-bahan organik.


F.    Jenis-Jenis Batuan
-        Batuan Beku (Granit, Basalt)
-        Batuan Sedimen (gamping batu pasir)
-        Batuan metamorf (marmer)

G.   Sifat-Sifat Lapisan tanah
Sifat-sifat fisik lapisan tanah dasar harus diketahui dengan baik, karena dengan mengetahui sifat-sifat tanah dasar akan mengetahui
1.    Pemilihan konstruksi yang paling aman dan ekonomis.
2.    Sistem pelaksanaan yang baik, sehingga dapat mendekati syarat-syarat pokok konstruksi jalan.
3.    Cara pemeliharaan secara intensif dan terus menerus terutama pada musim hujan.

Umumnya ada beberapa persoalan yang menyangkut tanah dasar (subgrade) antara lain :
1.    Perubahan bentuk tetap (deformasi permanent ) dari macam tanah tertentu akibat beban lalulintas.
2.    Sifat mengembang dan menyusut dari tanah ntertentu akibat perubahan kadar air.
3.    Kuat dukung tanah yang tidak merata dan sulit ditentukan secara pasti pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya. Bila tanah dasar (subgrade) tidak memenuhi kekuatan untuk memikul beban kendaraan yang lewat maka jalan tersebut akan mengalami penurunan dan apabila badan jalan merupakan tanah timbunan maka akan terjadi kelongsoran.

Tekstur tanah adalah keadaan permukaan tanah yang bersangkutan. Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada di dalam tanah. Tanah dibagi dalam beberapa kelompok : kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt), dan lempung (clay). Umumnya tanah asli merupakan campuran dari butirbutir yang mempunyai ukuran yang berbeda – beda (Das,1995).
Istilah pasir, lempung, lanau, atau lumpur digunakan untuk menggambarkan ukuran partikel pada batas yang telah ditentukan, akan tetapi istilah yang sama juga digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat yang khusus. Sebagai contoh, lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan plastis, sedang pasir digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif dan tidak plastis. Kebanyakan jenis tanah terdiri dari banyak campuran lebih dari satu macam ukuran partikelnya. Tanah lempung belum tentu terdiri dari partikel lempung saja, akan tetapi dapat bercampur dengan
butir-butiran lanau maupun pasir dan mungkin juga terdapat campuran bahan organik (Hardiyatmo, 1992).

H.   Pengelompokan Tanah Berdasarkan Sifat Lekatannya :
-        Tanah Kohesif : tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya.
-        Tanah Non Kohesif : tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya.
-        Tanah organik : tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik.

I.      Penggolongan Tanah
Berdasarkan kadar airnya, tanah digolongkan menjadi tiga kondisi ; yaitu kondisi cair, plastis atau semi padat dan padat (solid). Keadaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1.    Batas cair (Liquid limit) Batas cair (LL), didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis.
2.    Batas plastis (Plastic limit) Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah plastis dan semi plastis, yaitu persentasi kadar air pada saat tanah digulung dengan diameter silinder 3,2 mm mulai retak-retak.
Klasifikasi Tanah Penentuan sifat-sifat tanah banyak dijumpai dalam masalah teknis yang berhubungan dengan tanah. Hasil dari penyelidikan sifat-sifat ini kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi masalahmasalah tertentu, tetapi perancangan yang harus berhati-hati dalam penerapan karena penyelesaian masalah, seperti: penurunan bangunan, kecepatan aliran air, dan stabilitas tanah yang miring, didasarkan pada klasifikasi tanah yang sering menimbulkan masalah yang berarti (Hardiyatmo, 2002).
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu system pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok berdasarkan pemakaiannya (Das, 1995).
Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan, yaitu :
1.    Sistem klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System) Pada sistem ini tanah diklasifikasikan ke dalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50% lolos saringan Nomer 200, dan tanah berbutir halus (lanau/lempung) jika lebih dari 50% lolos saringan Nomer 200. Selanjutnya, tanah diklasifikasikan dalam sejumlah kelompok dan subkelompok.
2.    Sistem klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials). Sistem klasifikasi AASHTO berguna untuk menentukan kualitas tanah untuk perencanaan timbunan jalan, subbase dan subgrade. Sistem ini terutama ditujukan untuk maksud-maksud dalam lingkup tersebut. Sistem klasifikasi AASHTO membagi tanah ke dalam 8 kelompok, A-1 sampai A-8 termasuk subsub kelompok. Tanah-tanah dalam tiap kelompoknya dievaluasi terhadap indeks kelompoknya yang dihitung dengan rumus-rumus empiris. Pengujian yang digunakan adalah analisis saringan dan batasbatas Atterberg.

J.    Pemadatan Tanah (Soil Compaction)
Pemadatan dengan beban dinamis, proses bertambahnya berat volume kering tanah sebagai akibat pemadatan partikel yang diikuti oleh pengurangan volume air tetap tidak berubah. Jika tanah di lapangan membutuhkan perbaikan guna mendukung bangunan di atasnya, maka tanah akan digunakan sebagai bahan timbunan, maka pemadatan sering dilakukan (Hardiyatmo, 2002). Tujuan dari pemadatan antara lain adalah :
1.    Memperkuat kuat geser tanah.
2.    Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas).
3.    Mengurangi permeabilitas.
4.    Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air.
Maksud tersebut dapat tercapai dengan pemilihan tanah bahan timbunan, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan yang sesuai. Tingkat kepadatan diukur dari nilai berat volume keringnya (γ d). Tanah lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan dapat memberikan kuat geser tinggi. Stabilitas terhadap sifat kembang-susut tergantung dari jenis kandungan mineralnya.(Hardiyatmo, 2002).

K.   Kekuatan Geser Tanah
Salah satu cara untuk mengetahui kuat geser tanah di lakukan percobaan geser langsung (Direct Shear Test) yang mempunyai tujuan untuk mengetahui gaya geser dengan tegangan geser langsung, sudut geser dalam dan kohesi tanah. Data-data hasil pembacan arloji pengukuran horisontal, dapat digunakan untuk mengetahui gaya geser dan tegangan geser sebagai berikut :

L.    Sifat Indeks dan Klasifikasi Tanah
Nama dan sifat tanah ditentukan dan dipengaruhi oleh : gradasinya (untuk tanah berbutir kasar), dan batas-batas konsistennya (untuk tanah berbutir halus). Dalam hal ini disebut Sifat Indek Tanah
            Untuk menganalisa gradasi tanah berbutir kasar digunakan Analisa Saringan, untuk tanah berbutir halus digunakan cara pengendapan
Analisa Ukuran Partikel
            Distribusi ukuran partikel butiran kasar ditentukan dengan metode pengayaan atau sieving. Sedangkan untuk tanah berbutir halus ditentukan dengan metode sedimentasi pengendapan dengan alat Hidrometer.

M.   Metode Pengayakan
Pada metode ini alat yang digunakan adalah susunan saringan dan sampel butiran-butiran kering ditaruh pada ayakan paling atas. Kemudian saringan digetarkan dan butiran-butiran akan tertinggal pada masing-masing saringan sesuai ukuran dan prosentasenya.



N.   Uji volume konstan atau uji tekanan pengembangan
Prosedur yang dilakukan dalam pengujian meliputi perendaman sampel di dalam oedometer untuk mencegah mengembangnya sampel. Pada kondisi ini, tekanan pengembangan merupakan tegangan maksimum yang diberikan untuk mempertahankan volume konstan.
Pada saat tekanan pengembangan tidak bertambah lagi setelah direndam, sampel tersebut akan terlepas akibat penarikan seluruh aplikasi beban atau beban tambahan.