Uwis manembah………
Kalah dening njungkeling ulah…….
Sejak saat itu aku aku sangat sadar,……bak
engkau tampar dengan tangan kanan dan tangan kirimu secara bergantian. Segala
kepercumaan yang sering mengangkang mencabut dalam-dalam harga diri dan idealisme.
Sejak saat itu kutancapkan dalam-dalam
dendam,……yah dendam yang meliputi seluruh perasaan dan gerakku.
Terpontang-panting menghunusmu, mengejarmu dengan panas hati yang luar biasa
dalam.
Entah dengan cara apa aku bisa menaklukkan
??? tanyaku…..apa engkau tahu???
Jelas sudah dipastikan tidak tahu. Semua
tentang angka realita yang dianggap pemegang akselerasi hidup. Sejak saat itu
aku proklamirkan perang…..dan tepat pada saat itu pula aku kibarkan bendera
setengah tiang….untukmu yang menyandang gelar angka (nominal yang dianggap
sempurna). Pewakil hidup??? Terserah…………..
Yang pasti engkau telah menjatuhkan kaumku,
merenggut kehormatan dasar, mencabik-cabik pola pemikiran, mengalirkan peluh
saudaraku, menitikkan air mata sahabat-sahabatku…..dan yang pasti engkau telah
membuat kami sesama perang mempertengkarkan waktu-waktu kami hanya demi
bersanding denganmu…..
Tak ada kata lain yang ingin kuucapkan dari
sejak saat itu hingga detik ini pun aku tetap sadar, dan sesungguh-sungguhnya
sadar. Perang…perang….perang….., karena engkau tahu engkau menyayat hatiku
hingga dalam. Memisahkan semua yang kumiliki dengan egoismu. Menyita seluruh
hal yang kucintai penuh……..
Engkau adalah pusat dari pusat diantara sebab
aku dikucilkan, bahkan oleh orang-orang dan hingga orang terdekatku…………
apa engkau hanya berdoa saja melihat ini ???

