Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah hidrologi. Selain itu tujuan dari penyusunan karya tulis ini juga untuk
menambah wawasan.
Akhirnya
kami menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar
Belakang Masalah...............................................................................
B. Rumusan
Masalah/Permasalahan..................................................................
C. Tujuan
Penulisan...........................................................................................
D. Manfaat
Penulisan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Elemen-Elemen
Meteorology Dan Pengamatannya............................
B. Aktivitas
Manusia Dan Peranannya Dalam Pemanasan Global..........
C. Akibat
Dari Pemanasan Global...........................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
1. Kesimpulan...................................................................................................
2. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Seringkali kita mengalami kesulitan
untuk memahami secara menyeluruh tentang meteorologi. Di dalam makalah ini kami
akan mencoba mengulas secara sederhana agar memudahkan kita dalam proses
pengenalan meteorology.
B.
Rumusan
Masalah/Permasalahan
Adapun rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut :
- Apa elemen meteorologi.
- Bagaimana aktivitas manusia dan peranannya dalam pemanasan global.
- Apa Akibat Dari Pemanasan Global.
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini
adalah untuk menyelesaikan tugas hidrologi dan untuk memperluas pengetahuan
tentang hidrologi pada umumnya.
D.
Manfaat
Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ini
adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang hidrologi secara sederhana.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ELEMEN-ELEMEN
METEOROLOGY DAN PENGAMATANNYA
1. Presipitasi
Presipitasi
adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam
rangkaian proses siklus hidrologi. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan
dalamnya presipitasi (mm).
2. Intensitas
curah hujan
Derajat
hujan biasanya dinyatakan oleh curah hujan dalam suatu satuan waktu dan disebut
intensitas curah hujan. Satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas curah
hujan berarti jumlah presipitasi/curah hujan dalam waktu relative singkat
(biasanya dalam waktu 2 jam), dapat dibaca dari kemiringan kurva (tangens
kurva) yang dicatat oleh alat ukur curah hujan otomatis.
3. Ukuran
butir-butir hujan dan kecepatan jatuhnya
Ukuran
butir hujan ada beberapa jenis. Dalam meteorology butir hujan dengan diameter
lebih dari 0,5 mm disebut hujan dan diameter antara 0,5 – 0,1 disebut gerimis.
Makin besar ukuran butir hujan makin besar kecepatan jatuhnya. Kecepatan
maksimum adalah kira0kira 9,2 m/det.
4. Hubungan
antara topografi dan hujan
Umumnya
curah hujan di daerah pegunungan adalah lebih dari di dataran. Hubungan antara
ketinggian (elevasi) dan curah hujan dinyatakan oleh persamaan
R = a + b.h
Dimana : R = curah hujan (mm)
h = ketinggian (m)
Mengenai
hubungan antara arah angin dan curah hujan dapat dikemukakan bahwa arah angin
yang menyebabkan hujan biasanya tetap di tiap wilayah. Umumnya hujan kebanyakan
jatuh di bagian lereng yang menghadap arah angin dan sebagian kecil jatuh di
lereng belakang.
5. Pengamatan
curah hujan
Pengamatan
curah hujan dilakukan oleh alat ukur curah hujan. Ada dua jenis alat yang
digunakan untuk pengamatan, yakni jenis biasa dan jenis otomatis.
Alat ukur biasa
ditempatkan di tempat yang terbuka yang tidak dipengaruhi oleh pohon-pohon dan
gedung-gedung. Bagian atas alat ini dipasang 20 cm lebih tinggi dari permukaan
tanah yang sekelilingnya ditanami rumput. Ketelitian pembacaan adalah sampai
1/10 mm. Pembacaan ini dicatat sebagai curah hujan hari terdahulu (kemarin).
Curah hujan kurang dari 0,1 mm dan dicatat 0,00 mm, yang harus dibedakan dengan
keadaan yang tidak ada curah hujan yang dicatat dengan membubuhkan garis (-).
Alat ukur hujan otomatis digunakan untuk pengamatan yang continue.
Ada
2 jenis alat ukur otomatis,yaitu :
a. Jenis
sifon. Air hujan tertampung di dalam sebuah silinder di mana terdapat sebuah
pelampung yang dapat diangkat oleh air hujan yang masuk. Curah hujan itu dapat
dicatat pada suatu system pencatatan dengan sebuah pena pencatat yang
digerakkan oleh pelampun. Lebar kertas pencatat sesuai dengan curah hujan 20
mm, maka air hujan dalam silinder itu akan terbuang melalui sifon pada silinder
dan pena akan turun ke bawah,yakni titik 0 mm dari kertas pencatat karena
pelampung turun.
b. dan
jenis penampung bergerak (tilting bucket).
Penampung
terdiri dari dua bagian yang sama, yang dapat bergerak berputar pada sumbu
horizontal yang terpasang diengah-tengah. Air hujan yang masuk ditampung oleh
penampung yang satu. Jika air hujan di dalam penampungan itu mencapai jumlah
tertentu, maka penampung itu bergerak sehingga air hujan berikutnya ditampung
oleh penampung yang lain. Jika hujan berlangsung terus, maka
penampung-penampung itu akan berganti-ganti menampung air hujan yang masuk.
Pena pencatat yang dapat ditempatkan jauh dari alat pencatat ini dapat
digerakkan oleh listrik melalui kabel setiap kali terjadi perputaran penampung.
Sebenarnya efek rumah kaca ini
sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi
sangat dingin. "Global Warming," sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di
atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya
Pemanasan global juga sering
dikaitkan dengan perubahan iklim. Trenberth, Houghtonand Filho (1995)dalam
Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim
yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang
merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada
periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan
iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El- Nino akan
menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa
daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena El-Nino berlangsung.
B.
AKTIVITAS
MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM PEMANASAN GLOBAL
Tidak dapat dipungkiri lagi, manusia
sebagai makhluk yang “lebih berkuasa” merupakan pemeran utama adanya pemanasan
global. Hal ini disebabkan manusia lah yang penyumbang gas rumah kaca terbesar.
Dari berbagai aktivitasnya penggunaan energi fosil merupakan penyumbang gas
rumah kaca terbanyak. Berdasarkan World Development Report 1998/99 dari Bank
Dunia, total emisi CO2 dunia pada tahun 1995, baik berasal dari penggunaan
energi maupun dari sumber lain sebesar 22.700 juta ton. Amerika Serikat
menempati urutan pertama dalam hal pembuangan emisi gas CO2 sebanyak 24,1%
(melebihi Jepang, India, China, maupun gabungan tiga negara ini, maupun jika
dibandingkan dengan Eropa). Selain penggunaan energi fosil, pemakaian
barang-barang yang akan menimbulkan aerosol yang berlebihan di atmosfer juga
menimbulkan pemanasan global. Sebagai contoh penggunaan freon pada AC,
pemakaian hair dan parfum spray maupun asap kendaraan bermotor yang menimbulkan
senyawa timbal (Pb).
Semakin berkurangnya hutan memegang
peranan dalam pemanasan global. Kawasan hutan merupakan areal yang mempunyai
manfaat langsung bagi masyarakat, namun pada kenyataannya selama ini belum
banyak dipahami kalangan awam sebagai sesuatu yang berarti. Mereka menilai
kawasan hutan merupakan kawasan tutupan hutan yang hanya mempunyai makna
ekonomi jika kayu yang ada di dalamnya bisa dijual atau dimanfaatkan untuk
bangunan.
Air yang terserap dari gunung
menciptakan kesuburan tanah dan menjaga kecukupan air masyarakat yang keluar
lewat mata air kemudian dialirkan melalui sungai-sungai dan air tersebut
dimanfaatkan untuk lahan pertanian masyarakat sekitar.
Memang sangat berorientasi pada
kepentingan manusia yang ada disekitar kawasan hutan, namun jika dihubungkan
secara global, ekosistem hutan lebih dari itu. Hutan telah berjasa dalam
keseimbangan iklim, mengurangi polusi, mereduksi, menyerap CO2 dan mengurangi
pemanasan global.
Beberapa tahun terakhir ini
penjarahan hutan atau penebangan liar di kawasan hutan makin marak terjadi dimana-mana seakan-akan tidak
terkendali. Ancaman kerusakan hutan ini jelas akan menimbulkan dampak negatif
yang luar biasa besarnya karena adanya efek El-Nino dari hilangnya hutan,
terutama pada kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi ekologis dan biodiversiti
besar. Badan Planologi Departemen Kehutanan melalui citra satelit menunjukkan
luas lahan yang masih berhutan atau yang masih ditutupi pepohonan di Pulau Jawa
tahun 1999/2000 hanya tinggal empat persen saja. Kawasan ini sebagian besar
merupakan wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS). Akibat dari
kejadian ini hilangnya suatu kawasan hutan yang tadinya dapat mendukung
kehidupan manusia dalam berbagai aspek. seperti kebutuhan air, oksigen (O2),
kenyamanan (iklim mikro), keindahan (wisata), penghasil kayu, rotan, dammar,
penyerapan karbon, pangan dan obat-obatan, sekarang ini sudah sulit di dapatkan
lagi.
C.
AKIBAT DARI PEMANASAN
GLOBAL
Adanya pemanasan global menmbulkan
berbagai akibat yang sebagian besar sangat merugikan. Para ilmuwan
memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan
Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di
Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan
lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih
lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum
begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang
lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa
luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan Kelembaban yang tinggi
akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat
sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa
daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih
kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang
memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan
dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Berikut ini penulis akan memberikan
berbagai contoh akibat pemanasan global di berbagai dunia. Tahun 2002,
Colorado, Arizona dan Oregon menderita musim kering dengan debu-debu yang mampu
menimbulkan angin ribut. Daerah Texas dan Montana juga mengalami banjir yang
menimbulkan banyak
kerugian. Jakarta juga mengalami
banjir terburuk dalam lima tahun terakhir pada tahun 2007.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat
mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan
menenggelamkan 6% daerah Belanda, 17,5% daerah Bangladesh, dan banyak pulau-
pulau. Bahkan mungkin negara-negara Mikronesia akan tenggelam semuanya. Erosi
dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan
mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.
Indonesia tahun ini juga mengalami banjir air pasang sebagai dampak dari
meningkatnya tinggi muka air laut. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana
yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Di bidang pertanian, orang mungkin
beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari
sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian
Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian
tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah
pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat
menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai
reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Di daerah
tropis seperti Indonesia kemungkinan gagal panen juga akan semakin besar. Di
saat musim tanam sistem DAS maupun tanah tidak mampu menyimpan air sehingga
terjadilah banjir. Selain itu pola curah hujan yang berubah, misalnya hujan
yang biasanya turun dalam sebulan tetapi kenyataannya turun seminggu. Tanaman
pangan dan hutan juga dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih
hebat.
Pemanasan global juga menimbulkan
naiknya muka air laut. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan
juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama
sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut
di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20,
dan para ilmuan memprediksi akan terjadi peningkatan lebih lanjut sekitar 9 -
88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk
hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan
telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Di bumi yang semakin memanas, para
ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau
meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah
tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit
lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang
sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45% penduduk.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hubungan antara arah angin dan curah
hujan dapat dikemukakan bahwa arah angin yang menyebabkan hujan biasanya tetap
di tiap wilayah. Umumnya hujan kebanyakan jatuh di bagian lereng yang menghadap
arah angin dan sebagian kecil jatuh di lereng belakang.
Pengamatan
curah hujan dilakukan oleh alat ukur curah hujan. Ada dua jenis alat yang
digunakan untuk pengamatan, yakni jenis biasa dan jenis otomatis.
Alat ukur biasa ditempatkan di
tempat yang terbuka yang tidak dipengaruhi oleh pohon-pohon dan gedung-gedung.
B. Saran
Semakin berkurangnya hutan memegang
peranan dalam pemanasan global. Kawasan hutan merupakan areal yang mempunyai
manfaat langsung bagi masyarakat, namun pada kenyataannya selama ini belum banyak dipahami kalangan
awam sebagai sesuatu yang berarti. Mereka menilai kawasan hutan merupakan
kawasan tutupan hutan yang hanya mempunyai makna ekonomi jika kayu yang ada di
dalamnya bisa dijual atau dimanfaatkan untuk bangunan. Oleh sebab itu
masyarakat sebaiknya sadar akan kewajiban sebagai penjaga kestabilan iklim di
bumi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar